Peta Nusa Tenggara Timur

Rabu, 10 November 2010

Hasil Tambang Sekarang Menjadi Primadona di Kab. TTS (NTT)

 

 

Pengusaha Perlu Bangun Pabrik Pemurnian Mangan di NTT 

 

Kupang, FloresNews.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta para pengusaha mangan yang telah mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari pemerintah NTT, wajib membangun pabrik pemurnian mangan di NTT. Permintaan para wakil rakyat itu  menguat dalam rapat Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Pemerintah Propinsi NTT mengenai pengelolaan pertambangan mineral dan batubara yang sedang dalam pembahasan tim legislasi DPRD NTT dan pemerintah Propinsi NTT di gedung DPRD NTT, Selasa (1/9).

Rapat yang dipimpin Kornelis Soi, SH itu dihadiri para anggota tim legislasi di antaranya Gabriel Suku Kotan, SH, Vinsen Patah, Anton Timo, Alex Kase, dan beberapa anggota Dewan lainnya. Sedangkan dari pemerintah hadir Kepala Dinas Pertambangan Propinsi NTT, Drs. Bria Yohanes, serta beberapa pejabat lainnya. Tim legislasi DPRD NTT sejak hari Kamis (26/8) secara maraton membahas Ranperda ini.

Alex Kase, Anton Timo, Vinsen Patah serta Gabriel Suku Kotan dalam rapat itu menegaskan, keberadaan pabrik pemurnian batu mangan sudah sangat mendesak mengingat kegiatan eksplorasi mangan di NTT selama ini sudah sangat marak. Di sisi lain harga jual batu mangan di masyarakat sangat rendah. "Kita ingin masyarakat NTT mendapatkan keuntungan di balik kegiatan penambangan mangan ini," kata Alex Kase dan Anton Timo.

Para anggota tim legislasi DPRD NTT itu begitu ngotot untuk  meloloskan pasal 55 dalam Ranperda tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, yang mengatur tentang pembangunan pabrik pemurnian mangan di NTT bagi perusahaan yang telah mengantongi IUP dari Pemerintah NTT.

Kepala Dinas Pertambangan Propinsi NTT, Drs. Bria Yohanes, dalam kesempatan itu menjelaskan, gagasan untuk pembangunan pabrik pemurnian batu mangan di NTT mendapat dukungan  pemerintah pusat.Dia mengatakan, untuk membangun pabrik permurnian mangan setidaknya dibutuhkan investasi sekitar Rp 500 miliar. Pemerintah NTT bersama sejumlah pengusaha, kata Bria, sempat melakukan survai ke Bolok sebagai lokasi pembangunan pabrik pemurnian mangan. Namun, lokasi di kawasan Bolok belum layak sehingga beberapa investor lalu melakukan survai ke lokasi lain di Kabupaten Kupang sebagai lokasi pabrik pemurnian mangan.




Sementara, laporan masyarakat di Wini Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menyebutkan di daerah itu  terdapat cukup banyak lokasi penampungan mangan. Di wilayah ini terdapat puluhan lokasi penampungan dengan jarak antarpenampungan sekitar 50 meter.

Lokasi penampungan barang tambang yang lagi jadi primadona itu sudah mulai terlihat dari perbatasan Kelurahan Haumusu C. Di tempat ini mangan ditampung pada lokasi yang cukup luas di tepi jalan negara Atapupu-Wini. Jarak antara satu penampungan dengan penampungan lain sekitar 50 - 100 meter. Bahkan  ada yang cuma terpaut 10 meter.

Tumpukan tambang mangan pada begitu banyak penampungan ini juga disaksikan langsung Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Timur (NTT), Ir. Eddy H Ismail, M.M. Setiap penampungan dipagari dengan rapi menggunakan seng mengelilingi areal penampungan. Model pemagaran mirip dengan pagar seng yang digunakan para buruh jika hendak membangun perumahan, toko atau hotel di Kota Kupang. Setiap pagar dibuatkan dua pintu masuk. Satunya untuk pintu masuk keluar kendaraan dan satunya untuk pintu petugas.

Ada penampungan yang dipasang papan perusahaan, tetapi kebanyakan tidak memasang papan. Salah satu perusahaan yang memasang papan perusahaan adalah  Stock Fille  milik PT Tiara Utfar Mandiri. Izin ini dikeluarkan oleh Bupati TTU sesuai keputusan Bupati TTU 650/2010.Selain di hutan, ada juga mangan yang ditampung di pekarangan rumah warga. Setiap lokasi penampungan rata-rata terdapat sekitar 1.000-3.000 ton mangan.

Lokasi penampungan itu begitu banyak, sehingga terkesan menjadi begitu 'ramai'. Mangan-mangan itu ada yang diisi dalam karung plastik (bekas isi beras atau terigu) dan tersusun rapi, ada pula yang ditumpuk begitu saja. Sebagian besar lokasi penampungan yang mangannya sedang disortir, karungnya sudah rusak. Pada setiap tampungan ada petugas yang bekerja melakukan sortir  mangan sesuai dengan jenis.  Bahkan di setiap lokasi terdapat dacing atau timbangan.

Kondisi yang sama terlihat di Wini maupun jalur jalan menuju perbatasan Oekusi. Di hampir setiap titik ada penampungan mangan. Salah satu petugas yang ditemui di lokasi penampungan mengatakan, sudah lama mereka mengumpulkan mangan itu. Mangan itu dibeli dari masyarakat dengan harga Rp 1.750/kilogram. "Kami hanya petugas yang jaga, kalau mangan yang kami jaga ini kami tidak tahu nama perusahaannya," ujar seorang pekerja.

Dia menjelaskan, rata-rata setiap penampungan di lokasi itu akan mengumpulkan mangan hingga 5.000 ton baru diangkut satu kali. Mangan itu langsung diantarpulaukan melalui Pelabuhan Wini. Ada juga yang melalui Pelabuhan Atatapu. "Kami bersihkan mangan ini, lalu limbahnya kami buang ke laut. Limbah itu adalah sisa-sisa mangan yang terkelupas atau yang sudah jadi debu. Sedangkan yang baik kami pisahkan dan kumpul sesuai jenis mangannya," ujar pekerja itu. (Silver Sega),.dikutip dari www.floresnews.com




                                                                                                                                                           Mr. FEG

1 komentar:

  1. kalau bisa Pemda NTT Mencari agar Potensi Mangan Di Timor berjalan Lancar dan Masyarakat Sekitar Hasil Tambang bisa Merasakan Manfaat tersebut dengan penigkatan Sosialnya

    BalasHapus