Peta Nusa Tenggara Timur

Minggu, 21 November 2010

Dukung Djitron Pah Di IGT










Rabu, 17 November 2010

DJITRON PAH "THE FLAWLESS SASANDO USER ON IGT 2010"

Terlahir ari keluarga yang memang memiliki bakat dalam memainkan dan melestarikan Sasando,Djitron pah dan Ayahnya memang benar - benar menghargai alat musik ini.
Tidak hanya dirinya Ia beserta saudara - saudaranya yang lain juga emiliki inisiatif yang sama.Djitron pah sendiri juga telah memajukan alat musik ini agar lebih baik lagi.Seperti yang dikatakan oleh Vina Panduwinata,Alat musik ini adalah harpanya Indonesia yang patut sekali dibanggakan dan dikenalkan dikancah Internasional.





Dibawah ini Berita yang kami ambil langsung dari Situs resmi Indonesia's Got Talent,silahkan membacanya.
"Sejak kecil saya sudah terbiasa melihat ayah bermain sasando. Entah kenapa, hati saya menjadi tertarik untuk memainkannya," ujar Djitron. "Mungkin bakat itu merupakan turunan dari ayah saya," tambahnya. Hal itu tak dapat dipungkiri, keluarga Djitron memang dikenal sebagai seniman sasando di kampung halamannya. Bahkan semua saudaranya yang berjumlah 10 (Djitron adalah anak ke-4) semuanya bisa bermain sasando.

Kecintaannya akan musik tradisional sudah mendarah daging. Bahkan ia berniat mengumpulkan uang untuk ikut Amerika Got Talents karena melihat acara tersebut merupakan kesempatan untuk memperlihatkan bakatnya. Kenapa harus Amerika?

"Habis, saya pikir kalau hanya di daerah saja tidak akan ada perkembangan. Mungkin dengan ke luar negeri, akan banyak kesempatan. Syukur- syukur bisa mengharumkan nama bangsa dan negara," ujarnya. Jadi wajar, ketika mengetahui ada audisi pencarian bakat Indonesia Got Talents, Djitron merasa doanya terjawab dan menanti-nantikan tim IGT sampai ke daerahnya.

Tapi ternyata Djitron harus kecewa. Posisi kota Kupang yang merupakan daerah paling selatan Indonesia, luput dari jangkauan audisi Indonesian Got Talents. Djitron yang sempat merasa kecil hati langsung memompa semangatnya untuk mengikuti audisi di Bali. Dengan uang hasil keahliannya bermain sasando, Djitro mengikuti audisi seorang diri. Perjuangan Djitron berbuah manis, ia dinyatakan lolos audisi dan masuk semifinal di Jakarta.
"Memang saya sangat kecewa ketika di Kupang tidak ada program ini. Tapi saya membulatkan tekad, tetap harus ikut audisi," kenangnya.
"Ketika saya sampai di Indosiar dan melihat panggung serta nama ketiga juri, saya hampir menangis," tambahnya dengan mata sedikit berkaca-kaca.

Tidak bisa dipungkiri, memang. Melakukan perjalanan jauh sambil membawa lima buah sasando yang dibuatnya sendiri, telah membuktikan tidak ada yang dapat menghalangi niat Djitron bersama sasandonya. Sasando-sasando itu adalah buatannya sendiri dan telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga menghasilkan nada yang lebih jernih. Sekali lagi kita melihat bagaimana kecintaan Djitron akan sasando.

Pada babak result, Djitron kembali menunjukan kepiawaiannya. Peraih Piala Presiden untuk Festival Musik Sasando ini mengiringi penampilan N'Quint yang membawakan lagu "50 tahun Lagi" dari Warna. Kombinasi harmonisasi suara dan dentingan sasando membuat penampilan keduanya begitu mempesona.

Kejutan lain menanti. Djitron dinyatakan sebagai peraih SMS tertinggi pada malam itu. Djitron pun tak kuasa menahan harunya.

"Saya mengucap syukur atas dukungan yang diberikan. Saya telah membuktikan musik tradisional masih memiliki daya saing yang tinggi untuk dipertandingkan," ujarnya ketika ditemui usai kemenangannya diumumkan.

Kemenangan Djitron adalah kemenangan cinta, dan cinta itu bernama sasando.



Rabu, 17 November 2010

Diskotik Berjalan Di Kupang







Saat masih duduk di bangku Sekolah (SMUN 3 Kupang) n sampai sekarnag kalau Angkot (Bemo Kalau di Kupang) harus memiliki Sound yang bagus untuk memikat hati para anak Siswa/Siswi untuk menaikinya.

Makin keras suaranya makin laku. Yang tidak ada musiknya jangan harap bisa dapat yang penumpang yang banyak. Musik dan lagunya pun macam-macam, dari yang ajib ajib, Hip Hop,lagu daerah bahkan lagu rohani. Yang pasti semuanya di putar dengan volume tinggi.






Mr. FEG

Selasa, 16 November 2010

SMUN 3 Kupang (Ex Skul-Qu)







infodiknas.com - SMA Negeri 3 Kupang merupakan salah satu sekolah yang mempunyai siswa terbanyak diantara sekolah-sekolah SMA negeri lainnya, terletak di jalan W. J. Lalamentik � Oepoi, Kelurahan Oebufu Kecamatan Oebobo Kota Kupang tepat dijantung kota Kupang yang merupakan ibukota Propinsi NTT.
SMA Negeri 3 dapat ditempuh dengan jarak sekitar 4 Km dari terminal angkutan kota dengan menggunakan angkutan Umum Line 6, sekolah ini juga sangat dekat lokasinya dengan Kantor Gubernur dan DPRD propinsi NTT yang jaraknya hanya sekitar 300 meter.
Letak yang sangat strategis ini menarik banyak calon siswa untuk menimba ilmu di lembaga tersebut dan juga dengan didukung oleh fasilatas yang sangat memadai sehingga tidak meragukan lagi calon siswa/i untuk menimba ilmu di sekolah ini. Sekolah ini diapit oleh Kantor TVRI Kupang dan Korem Wirasakti Kupang. Di depan sekolah ini terdapat pusat perbelanjaan terbesar di Propinsi NTT yaitu Flobamora Mall.


SMA Negeri 3 Kupang merupakan sekolah negeri yang memiliki tanah sekitar 4 ha lebih, dan juga bersertifikat dan merupakan tanah milik pemerintah. Adapun fasilitas dari SMA negeri 3 Kupang terdiri dari 35 ruang kelas , 2 buah laboratorium komputer, 1 buah laboratoium multimedia, 2 buah lab MIPA, 1 buah Lab bahasa, 1 buah lapangan bola kaki, 1 buah lapangan bola basket, 1 buah lapangan bola voli serta perpustakaan.
Jumlah siswa yang mendaftar setiap tahun pelajaran berkisar lebih dari seribu orang. Namun yang dapat diakomodir hanya sekitar 40 sampai 50 % sesuai dengan daya tampung sekolah.
Sumber: http://www.sman3-kupang.com/?section=czo3OiJzbWFudGlxIjs=

top speed satria FU 150







From: jpsubangun






Sekedar Selingan....



Anak2 Muda Di Kupang Sekarang menyukai Motor Suzuki Satria FU150,..




Minggu, 14 November 2010

Salah Satu Filosofi Dari tanah Timor-NTT ""Bae Sonde Bae Tanah Timor Lebe Bae""

Kamis, 11 November 2010

Spesies Kadal Terbesar di dunia




Peringkat Komodo Dalam Tujuh Keajaiban Dunia Membaik Print E-mail
Written by frida oey   
Thursday, 14 October 2010
Peringkat Komodo "Varanus Komodoensis" sebagai salah satu "icon" dalam tujuh keajaiban dunia "New Seven Wonders" terus membaik dari pekan ke pekan dan posisi terakhir pada pekan lalu berada pada peringkat tiga.

Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Seni dan Budaya Nusa Tenggara Timur, Ubaldus Gogi di Kupang, Rabu mengatakan, setiap minggu "foundation" atau penyelenggara tujuh keajaiban dunia selalu menetapkan kriteria yang berubah-ubah.

Menurut dia, kriteria yang selalu berubah-ubah ini dimaksudkan agar masyarakat tidak bosan untuk selalu memberikan dukungannya melalui vote Komodo ke di www.new7wonders/n7b.com.

Ia mengatakan ketika pihak penyelenggara menerapkan salah satu kriteria seperti masalah gender, peringkat Taman Nasional Komodo turun hingga peringkat 18.

Tetapi katanya ketika menggunakan kriteria usia maka peringkat Taman Nasional Komodo membaik bahkan masuk dalam peringkat tiga besar.

"Ini menunjukkan orang yang melakukan vote Komodo cukup banyak dan minggu berikut kriterianya pasti berubah lagi tergantung dari foundation karena foundation mempunyai protap sendiri dalam menentukan kriteria tersebut,? katanya.

Ia mengatakan karena sering berubahnya kriteria tersebut, pihaknya mulai pekan ini akan melakukan sosialisasi cara memberikan dukungan buat Taman Nasional Komodo kepada para pelajar dari tingkat SMP hingga perguruan tinggi.

"Dari sosialisasi tersebut diharapkan para pelajar dan mahasiswa dapat memberikan suaranya guna mendongkrak peringkat dari Taman Nasional Komodo," katanya.

Menurut dia, apabila perubahan kriteria dan sosialisasi ini terus berlangsung, Komodo diyakin pada saat diumumkan 11 November tahun depan, masuk sebagai salah satu dari tujuh keajaiban dunia.

Karena itu seluruh masyarakat di Nusa Tenggara TImur, Indonesia bahkan dunia, baik perorangan, kelompok atau lembaga diharapkan untuk memberikan dukungan melalui Vote Komodo.

Vote ini katanya membutuhkan waktu yang sangat singkat. Setidaknya waktu yang dibutuhkan seseorang tidak lebih dari enam menit mulai pengisian identitas, alamat email sampai dengan memasukan pilihan.

?Kita memang mengharapkan orang rela mengorbankan waktu 5-6 menit untuk mengisi vote komodo di www.new7wonders/n7b.com,? katanya.

Dia mengatakan saingan Taman Nasional Komodo antara lain situs Great Barrier Reefs, Amazone, Kilimanjaro, Galapagos, Halong Bay, Laut Mati, Grand Canyon, serta Vesuvius yang tersebar di wilayah negara berpeduduk besar dunia. (T.pso-084/B/B012/B012) 13-10-2010 15:34:04 NNNN

Copyright © ANTARA
Last Updated ( Tuesday, 02 November 2010 )


saya beraharap untuk meniggalkan komentar walau hanya satu kata .Terima Kasih





Mr. Feg

Tempat Wisata Danau Kelimutu (Lake Of Kelimutu)












Danau Kelimutu atau biasa juga dikenal dengan nama danau Tiga Warna ini terletak di kawasan gunung Kelimutu yang berada pada ketinggian 1.690m dpl, tepatnya di kabupaten Ende, Flores NTT. Danau ini tercipta akibat letusan Kelimutu yang terjadi pada 1886.

Kelimutu berasal dari kata 'KELI' yang berarti gunung dan 'MUTU' yang berarti mendidih. Danau tiga warna ini ditemukan oleh Van Such Telen, warga negara Belanda, tahun 1915.

 

 

 

 

 

""Tolong berikan komentarnya.Terima Kasih''

 

Mr. FEG



Rabu, 10 November 2010

This is a typical musical instrument of Indonesia (East Nusa Tenggara Province)







Sasando adalah sebuah alat instrumen petik musik. Instumen musik ini berasal dari pulau Rote, Nusa Tenggara Timur. Secara harfiah nama Sasando menurut asal katanya dalam bahasa Rote, sasandu, yang artinya alat yang bergetar atau berbunyi. Konon sasando digunakan di kalangan masyarakat Rote sejak abad ke-7. Bentuk sasando ada miripnya dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola dan kecapi.
Bagian utama sasando berbentuk tabung Rajang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando.
                                                                                 Dikutip Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas





Mr.FEG

Hasil Tambang Sekarang Menjadi Primadona di Kab. TTS (NTT)

 

 

Pengusaha Perlu Bangun Pabrik Pemurnian Mangan di NTT 

 

Kupang, FloresNews.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meminta para pengusaha mangan yang telah mengantongi Izin Usaha Pertambangan (IUP) dari pemerintah NTT, wajib membangun pabrik pemurnian mangan di NTT. Permintaan para wakil rakyat itu  menguat dalam rapat Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) Pemerintah Propinsi NTT mengenai pengelolaan pertambangan mineral dan batubara yang sedang dalam pembahasan tim legislasi DPRD NTT dan pemerintah Propinsi NTT di gedung DPRD NTT, Selasa (1/9).

Rapat yang dipimpin Kornelis Soi, SH itu dihadiri para anggota tim legislasi di antaranya Gabriel Suku Kotan, SH, Vinsen Patah, Anton Timo, Alex Kase, dan beberapa anggota Dewan lainnya. Sedangkan dari pemerintah hadir Kepala Dinas Pertambangan Propinsi NTT, Drs. Bria Yohanes, serta beberapa pejabat lainnya. Tim legislasi DPRD NTT sejak hari Kamis (26/8) secara maraton membahas Ranperda ini.

Alex Kase, Anton Timo, Vinsen Patah serta Gabriel Suku Kotan dalam rapat itu menegaskan, keberadaan pabrik pemurnian batu mangan sudah sangat mendesak mengingat kegiatan eksplorasi mangan di NTT selama ini sudah sangat marak. Di sisi lain harga jual batu mangan di masyarakat sangat rendah. "Kita ingin masyarakat NTT mendapatkan keuntungan di balik kegiatan penambangan mangan ini," kata Alex Kase dan Anton Timo.

Para anggota tim legislasi DPRD NTT itu begitu ngotot untuk  meloloskan pasal 55 dalam Ranperda tentang pengelolaan pertambangan mineral dan batubara, yang mengatur tentang pembangunan pabrik pemurnian mangan di NTT bagi perusahaan yang telah mengantongi IUP dari Pemerintah NTT.

Kepala Dinas Pertambangan Propinsi NTT, Drs. Bria Yohanes, dalam kesempatan itu menjelaskan, gagasan untuk pembangunan pabrik pemurnian batu mangan di NTT mendapat dukungan  pemerintah pusat.Dia mengatakan, untuk membangun pabrik permurnian mangan setidaknya dibutuhkan investasi sekitar Rp 500 miliar. Pemerintah NTT bersama sejumlah pengusaha, kata Bria, sempat melakukan survai ke Bolok sebagai lokasi pembangunan pabrik pemurnian mangan. Namun, lokasi di kawasan Bolok belum layak sehingga beberapa investor lalu melakukan survai ke lokasi lain di Kabupaten Kupang sebagai lokasi pabrik pemurnian mangan.




Sementara, laporan masyarakat di Wini Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) menyebutkan di daerah itu  terdapat cukup banyak lokasi penampungan mangan. Di wilayah ini terdapat puluhan lokasi penampungan dengan jarak antarpenampungan sekitar 50 meter.

Lokasi penampungan barang tambang yang lagi jadi primadona itu sudah mulai terlihat dari perbatasan Kelurahan Haumusu C. Di tempat ini mangan ditampung pada lokasi yang cukup luas di tepi jalan negara Atapupu-Wini. Jarak antara satu penampungan dengan penampungan lain sekitar 50 - 100 meter. Bahkan  ada yang cuma terpaut 10 meter.

Tumpukan tambang mangan pada begitu banyak penampungan ini juga disaksikan langsung Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Timur (NTT), Ir. Eddy H Ismail, M.M. Setiap penampungan dipagari dengan rapi menggunakan seng mengelilingi areal penampungan. Model pemagaran mirip dengan pagar seng yang digunakan para buruh jika hendak membangun perumahan, toko atau hotel di Kota Kupang. Setiap pagar dibuatkan dua pintu masuk. Satunya untuk pintu masuk keluar kendaraan dan satunya untuk pintu petugas.

Ada penampungan yang dipasang papan perusahaan, tetapi kebanyakan tidak memasang papan. Salah satu perusahaan yang memasang papan perusahaan adalah  Stock Fille  milik PT Tiara Utfar Mandiri. Izin ini dikeluarkan oleh Bupati TTU sesuai keputusan Bupati TTU 650/2010.Selain di hutan, ada juga mangan yang ditampung di pekarangan rumah warga. Setiap lokasi penampungan rata-rata terdapat sekitar 1.000-3.000 ton mangan.

Lokasi penampungan itu begitu banyak, sehingga terkesan menjadi begitu 'ramai'. Mangan-mangan itu ada yang diisi dalam karung plastik (bekas isi beras atau terigu) dan tersusun rapi, ada pula yang ditumpuk begitu saja. Sebagian besar lokasi penampungan yang mangannya sedang disortir, karungnya sudah rusak. Pada setiap tampungan ada petugas yang bekerja melakukan sortir  mangan sesuai dengan jenis.  Bahkan di setiap lokasi terdapat dacing atau timbangan.

Kondisi yang sama terlihat di Wini maupun jalur jalan menuju perbatasan Oekusi. Di hampir setiap titik ada penampungan mangan. Salah satu petugas yang ditemui di lokasi penampungan mengatakan, sudah lama mereka mengumpulkan mangan itu. Mangan itu dibeli dari masyarakat dengan harga Rp 1.750/kilogram. "Kami hanya petugas yang jaga, kalau mangan yang kami jaga ini kami tidak tahu nama perusahaannya," ujar seorang pekerja.

Dia menjelaskan, rata-rata setiap penampungan di lokasi itu akan mengumpulkan mangan hingga 5.000 ton baru diangkut satu kali. Mangan itu langsung diantarpulaukan melalui Pelabuhan Wini. Ada juga yang melalui Pelabuhan Atatapu. "Kami bersihkan mangan ini, lalu limbahnya kami buang ke laut. Limbah itu adalah sisa-sisa mangan yang terkelupas atau yang sudah jadi debu. Sedangkan yang baik kami pisahkan dan kumpul sesuai jenis mangannya," ujar pekerja itu. (Silver Sega),.dikutip dari www.floresnews.com




                                                                                                                                                           Mr. FEG
Komodo (Varamus komodoensis Ouwen) merupakan kadal terbesar di dunia. Komodo dapat dijumpai di kawasan Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur. Penduduk yang tinggal di sekitar Pulau Komodo menyebut binatang ini ora. Makhluk langka ini menarik perhatian wisatawan, baik lokal maupun asing.di kutip dari Kompas/Elok Dyah Messwati